Senin, 09 Maret 2009

Ethika Kehidupan

Syair Syaikh Qadli Ibnu Ma’ruf
فَاخْذَر عَـدُ وَّكَ مَــرَةً ٭ وَاخْذَرْ صَـدِيْقَكَ أَلفَ مرَّةْ
فَلَرَ بَّمَا انْقَلَبَ الصَّدى ٭ قُ فَكَا نَ أَعْرَفَ بِا لْمُضَرَّةْ

“jagalah musuhmu satu kali
tapi jagalah temanmu seribu kali
sebab saudara dapat berubah
menjadi musuh yang gagah
sebab komplotanmu
lebih tahu rahasia kelemahanmu”


“Musuhmu mungkin mendatangkan faedah
daripada teman yang bodoh dan tolol
karenanya, janganlah memperbanyak teman
didalam mengarungi hidup dan kehidupan.
Perlu kau ketahui dan permaklumi
datangnya penyakit lantaran makan
Dan minum pula yang keterlaluan”

“Dikala aku telah beri ampunan
dan tiada rasa dendam terhadap seseorang
rasa enak dan tenteramlah diriku
dari bahya para musuh dan lawan
sungguh aku berjumpa dengan musuhku
dia ku terima dan ku hormati
maksud dan tujuanku yang demikian ini
tuk menolak kejahatan yang kan menimpaku”

“Dan ku tampakkan kegembiraan
terhadap orang yang jadi lawan
seakan dia mendatangkan bahagia
dalam hatiku yang mulia.
Dan aku tidak dapat selamat
Dari orang yang belum mengenalnya
Maka bagaimana aku dapat selamat
Dari dia yang aku mengenalnya”



“Para manusia adalah penyakit
Obatnya meninggalkannya
Menjauhi dan memutuskan
Tali saudara persudaraan.
Maka selamatlah para manusia
Agar dirimu selamat dari kejahatannya
Tuntutlah dengan penuh kesungguhan
Dalam memperoleh jalan keselamatan.
Bergaullah dengan ummat manusia
Bersabarlah terhadap apa saja
Yang menimpa diri dari perbuatannya
Tuli, bisu dan membutalah dalam menjaga
Jiwa dan raga, martabat dari percikan noda”


“jika kamu berjumpa dengan temanmu dan musuhmu, maka sambutlah dengan sikap yang baik. Jangan sampai kamu minder, merasa rendah dan takut. Demikian pula hormati teman dan musuh dengn rasa bersih dari takabur. Hormatilah mereka, tetapi jangan sampai menunjukkan sifat yng hina dan rendah. Lakukanlah sesuatu yang bijaksana dan sederhana serta penuh dengan pertimbangan yang masak”


“Lakukanlah tindakan yang sederhana
dalam segala langkah dan perbuatan
sebab yang demikianlah adalah jalan kebenaran
yang mengantar kearah kebahagiaan sepanjang masa.
Janganlah melakukan perbuatan yang melewati batas
Atau bahkan kurang lantaran merasa rendah diri
Sebab kedua hal tersebut diatas
Adalah cela yang ada pada diri pribadi”


JIka berjalan janganlah berlenggak-lenggok lantaran sombong
Jangan berdiri dimuka persidangan yang hadirinnya dalam keadaan duduk
Jika duduk hendaklah yang baik dan tenang, jangan menumpukkan kaki seenaknya dan tidak tenang
Jangan mengumpulkan jari jemarimu
Jangan mempermainkan jenggot dan cincin
Jangan mencungkit celah-celah gigi
Jangan memasukkan jari kedalam hidung
Jangan banyak (sering) meludah, apalagi mengeluarkan lender kerongkongan
Jangan ribut-ribut mengusir lalat dari muka
Jangan banyak bergerak (gelisah)
Jangan membuka mulut di muka orang, baik dikala shalat maupun diluar shalat
Arahkanlah duduk dengan tenang
Berbicaralah dengan tutur kata yang manis, tertib dan sopan
Perhatikanlah pembicaraan orang lain yang sedang bicara
Jika ada adegan konyol, ucapan yang menggelikanataupun cerita, maka tenanglah, jangan tertawa
Jangan berbicara yang memancing tertawa ataupun menggelikan
Janganlah menampakkan kebanggaan, seperti membicarakan anak, sya’ir,
Jangan berlenggak-lenggok seperti perempuan
Jangan klelat-klelet
Sederhanalah dalam bersolek
Janganlah memaksa orang lain apabila kita membutuhkan bantuan darinya
Janganlah sampai menyuruh orang lain berbuat dhalim
Anak, istri, keluarga dan orang lain janganlah kita beritahu tentang kekayaan yang kita miliki. Sebab kalau mengetahui bahwa harta kekayaan yang kita miliki sedikit, boleh jadi mereka meremehkan kita. Sedangkan kalau mereka tahu harta kekayaan mu banyak, maka sama sekali tidak akan medatangkan sesuatu yang memuaskan.
Jangan bersenda gurau dengan pelayan rumah tangga, sebab yang demikian akan menyebabkan diri tidak terhormat
Jika bertengkar dengan orang lain, maka tampakkanlah sifat kasih sayang dan jagalah dengan sungguh-sungguh jangan sampai berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang yang bodoh, seperti mengeluarkan kata-kata ataupun ucapan yang menyimpang dari ajaran Islam, apalagi tergesa-gesa melontarkan jawaban. Sekalipun sedang dalam keadaan marah, hendaklah hujjah argumentasi yang diajukan dipikir dengan sebaik-baik mungkin, disamping diperhitungkan jangan sampai menuduh-nuduh ataupun mengacungkan anak jari, ataupun menoleh-noleh kesana kemari.
Jika bertengkat jangan duduk jongkok untuk mempertahankan pendapat dengan bersitegang leher.
Jika didekati oleh penguasa, maka hendaklah hati-hati dan waspadalah. Ibarat kita berdiri diatas ujung tombak
Jangan berteman dengan orang yang bersedia berbuat baik dikala kita dalam keadaan sehat saja, tetapi dikala kita menderita seakan-akan ia tak mengenal kita.
Jangan sampai terlalu cinta dan gandrung terhadap kemewahan duniawi, sehingga beranggapan bahwa harta kekayaan lebih mulia dan lebih utama daripada harga diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar